Patang Prastawa Marian Center

Patang Prastawa
Marian Centre

Project                    : Sayembara Desain Arsitektur Marian Center
Location                  : Goa Maria Kerep Ambarawa, Jawa Tengah
Partner in Charge   : Yuda Gynandra, Adrio Anggakara, Kinan Oman, Antonius Aryo
Year                        : 2020
Status                     : Competition Entry

PATANG PRASTAWA berasal dari bahasa Jawa yang berarti empat peristiwa. Patang Prastawa sendiri merupakan sarana edukasi mengenai Bunda Maria bagi umat Katolik maupun umat agama lain agar lebih memahami dan mengerti mengenai sosok Bunda Maria dan teladannya. Selain sebagai sarana edukasi, Patang Prastawa juga merupakan area pameran patung - patung Bunda Maria dari dalam negeri maupun mancanegara.
Penerapan 4 peristiwa Rosario di dalam kawasan rancangan Marian Center dengan cara membagi tapak menjadi 4 zona yang setiap zonanya mewakili peristiwa dalam Rosario yaitu Peristiwa GembiraPeristiwa TerangPeristiwa Sedih, dan Peristiwa Mulia.
Peristiwa Gembira.
Berpusat pada patung Bunda Maria Utama dengan pemanfaatan softscape pohon palem, ketapang kencana, serta vegetasi beragam warna yang melambangkan suasana riang gembira.
Peristiwa Terang.
Kawasan paviliun koleksi 12 patung Bunda Maria dari Indonesia dan berbagai belahan dunia dengan 4 area dimana masing-masing area terdapat 3 paviliun. Penggunaan kolam tengah sebagai pemisah dan refleksi cahaya, serta penguat aksis yang dikelilingi oleh sirkulasi melingkar dengan vegetasi pada bagian pinggir sirkulasi agar cahaya matahari dapat terfokuskan masuk ke area tengah sebagai implementasi dari terang.
Peristiwa Sedih.
Kawasan galeri terdiri dari 2 massa bangunan yang sama besar dengan atap Jawa limasan sebagai bentuk atap. Kedua massa galeri dihubungkan dengan plaza yang terletak diantara massa galeri. Interior massa galeri memiliki banyak sudut - sudut tajam dengan jalan sempit dan material beton untuk mencapai kesan putus asa, sedih, dan pasrah sebagai implementasi peristiwa sedih.
Peristiwa Mulia.
Mini teater terletak diantara 2 massa galeri dan terletak pada bagian tebing. Memanfaatkan kemiringan tebing untuk dijadikan tempat duduk dan penggunaan struktur panggung untuk meminimalisir cut & fill. Massa mini teater menggunakan atap Jawa kampung srotongan yang proporsinya lebih besar dibandingkan massa galeri untuk membedakan fungsi dan penerapan peristiwa mulia dalam desain.
PERSPEKTIF.
Patang Prastawa Marian Center
Published: